Minggu, 29 April 2012

Naskah Drama 7 atau 8 Orang


ini adalah contoh naskah drama 7 orang + 1 narator :D
semoga bermanfaat ^^


Disa,Gadis Penulis Novel
Di suatu sore yang dingin,terlihat seorang gadis sedang menatap langit di teras rumahnya. Disa namanya,gadis SMA berparas cantik nan manis. Ia adalah seorang penulis novel yang cukup terkenal di kalangan remaja karena karyanya. Tidak diragukan lagi,ia telah membuat sedikitnya lebih dari 3 novel remaja yang cukup laris di pasaran. Di sore inilah dia bergumam dengan membawa secangkir teh hangat untuk menemaninya..
Disa        : (bergumam) huh~ dingin banget hawanya..
Ibu          : (berjalan) Disa,sedang apa kamu nak? Bantu ibu yuk?
Disa        : Disa sedang mencari inspirasi untuk membuat novel buk.. (teriak)
 Ibu         : hadu nak,selalu saja mencari alasan untuk menghindar?? (melanjutkan memasak)
Disa        : heheheh~ (tertawa)
Ternyata usaha Disa untuk mendapatkan inspirasi di sore itu tidak membawakan hasil. Malam pun telah tiba,Disa memutuskan untuk tidur karena hari esok telah menantinya. Di pagi harinya..
Disa        : (bangun) hoam~ (menguap) hah? Uda jam 06.00 lebih?? (kaget)
Ibu          : Disa ayo cepet bersiap,sudah siang? Nanti telat loh??
Disa        : iya bu..
Jam telah menunjukan pukul 06.30 datanglah Evan untuk menjemput Disa..
Evan       : Disa?? (berdiri di dekat pintu)
Disa        : iya Van,tunggu bentar!! Dikit lagi selesai nih??
Evan       : iya Dis..
Berangkatlah mereka menuju sekolah dan di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang penjajah koran. Disa berpikir,lebih baik menghampiri orang yang dia lihat ataukah pergi ke sekolah. Akhirnya Disa pun memutuskan untuk menghampirinya..
Disa        : Van,kamu pergi aja ke sekolah? Aku ada perlu nih?
Evan       : ada apa Dis? Orang itu tadi?
Disa        : iya Van,aku gak tega liatnya!! (murung)
Evan       : yaudah deh,aku ke sekolah dulu. Bytheway,nanti aku jemput disini ajayah?
Disa        : iyadeh,jemput disini aja. Makasih ya?
Evan       : sama-sama. Aku pergi dulu Dis?
Disa        : iyah,ati-ati!!
Berjalanlah Disa menghampiri seorang pemuda yang sedang menjajahkan koran di dekat jalan raya itu.
Disa        : permisi?
Tono      : iya ada apa mbak?
Disa        : saya boleh ngobrol sama mas gak? Saya ingin mencari inspirasi untuk novel saya selanjutnya??
Tono      : oh boleh saja mbak,saya malah senang bisa membantu mbak!! (tersenyum)
Disa        : makasih mas,oh ya nama mas sapa yah? Saya Disa!! (mengulurkan tangan)
Tono      : saya Tono mbak (manjabat tangan disa)
Disa        : ehm~ mas sudah lama bekerja seperti ini? Ataukah ini hanya pekerjaan sampingan ketika mas libur sekolah??
Tono      : saya sudah tidak bersekolah mbak,saya tidak ada biaya,mangkannya saya bekerja seperti ini! (tersenyum)
Disa        : oh maaf mas,saya tidak tau kalau mas putus sekolah! Kira-kira mas tono sekarang kelas berapa yah?
Tono      : oh,tidak apa-apa mbak!(tersenyum) kira-kira saya kelas 2 SMA mbak!
Disa        : oh~ seumuran sama saya berarti. Kalau begitu panggil saya Disa aja Ton?? (tersenyum)
Tono      : iya Disa.. (tersenyum)
Tidak lama kemudian datanglah segerombol orang berpakaian seragam. Terlihat seperti beberapa Satpol PP sedang menertibkan para pedagang kaki lima. Timbullah keributan atas penertiban itu. Tono pun mengajak Disa untuk pergi dari tempat itu agar mereka selamat dari kejaran Satpol PP.
Disa        : ada apa ton?
Tono      : ada penertiban para pedagang di jalanan Dis,mereka adalah orang yang tidak mempunyai hati nurani.. (marah)
Tidak sengaja Tono bertemu Tika dan Reno. Mereka adalah teman Tono dalam menjajahkan koran.
Tika        : huh~ kenapa mereka harus datang lagi sih?
Reno       : iyah,kalau mereka datang kita bagaikan anak ayam yang diburu oleh buaya..
Tono      : hai kalian? (melambai)
Tika        : iyah ton,kamu juga disini ternyata?
Tono      : iyah aku bersembunyi disini untuk menyelamatkan daganganku dan teman baruku!
Reno       : siapa ton?
Tono      : ini kenalkan Disa,dia ingin mencari inspirasi untuk menulis novel barunya..
Disa        : hai kenalkan,nama saya Disa! (mengulurkan tangan)
Tika        : hai,aku Tika. temennya Tono berdagang! (menjabat tangan Disa)
Reno       : halo,aku Reno. Temennya tono juga. Dan Tika ini adik aku!! (menjabat tangan Disa)
Disa        : oh~ iya (tersenyum) ehm~ bagaimana kalau aku ajak kalian bertiga untuk main ke rumahku nanti sore,aku tunggu di jl.Anggrek no.7 yah?
Tono      : boleh kami datang ke rumahmu? Sungguh?
Disa        : iya,aku akan senang hati sekali kalau kalaian mau main ke rumahku sekaligus menjadi inspirasi ku untuk menulis novel baru ku!! (tersenyum)
Tono,Tika,Reno   : oke deh.. (bersamaan)
Reno       : makasih udah mengundang kami sekaligus jadi teman kami.. (tersenyum)
Disa        : sama-sama.. (tersenyum)
Di sore harinya Tono,Tika dan Reno datang ke rumah Disa untuk memenuji undangan dari Disa. Mereka pun telah berdandan serapi mungkin agar terlihat sopan di depan keluarga Disa. Keluarga Disa pun menerima mereka dengan baik.
Reno       : assalamualaikum?? Disa.. (mengetuk pintu)
Ayah       : waalaikumsalam.. iya sebentar.. (membuka pintu)
Tika        : oh~ om,Disa nya ada? Kami datang untuk memenuhi undangan dari Disa om..
Ayah       : iya,Disa ada di dalam. Sebentar yah? Om panggil dulu anaknya. Silahkan masuk nak..
Tono      : iya,terima kasih om..
Ayah pun memanggil Disa untuk menemui temannya..
Ayah       : Dis,itu ada temenmu dateng?
Disa        : iya yah,sebentar Disa masih ganti baju..
Ayah       : iya,nanti temui mereka di ruang tamu yah?
Disa        : iya yah.. makasih yah?
Ayah       : iya Dis..
                Disa pun menemui ketiga temannya dan mengajak mereka untuk mengobrol di tempat favorit Disa yaitu di tersa rumah yang asri dan sejuk.
Disa        : iya inilah tempat favoritku teman,untuk mencari inspirasi..
Tono      : wah~ enak yah? Heheh.. (tertawa)
Disa        : iyah. Eh kalau gitu tolong ceritakan gimana susahnya kehidupan kalian di jalanan sperti yang aku alami pagi tadi..
Reno       : hampir setiap hari kita mengalami pengejaran oleh aparat yang tidak mempunyai hati nurani itu..
Tika        : belum lagi preman yang selalu mengancam kita..
Tono      : dan treik matahari yang selalu menemani. Terkadang kita sempat berputus asa untuk menghadapi hidup ini..
Reno       : tetapi kami harus tetap berusaha menghidupi diri kita agar dapat melanjutkan hidup kami..
Berceritalah mereka panjang lebar terhadap kerasnya kehidupan di jalanan. Akhirnya setelah mendengarkan cerita dari ketiga temannya itu,Disa dapat menerbitkan sebuah novel. Novel itu cukup laku keras di pasaran. berkat bantuan ketiga teman barunya itu Disa sekarang menjadi penulis novel yang cukup di akui oleh masyarakat..

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar